Kalau ditanya restoran yang lagi happening di Kelapa Gading akhir-akhir ini, buat gue, that would be Hakata Ikkousha.
Sejak masih dalam tahap pembangunan, gue memang udah ngebet banget pingin ke sini karena kata temen gue, ramen yang dijual di cabang pertama di Muara Karang itu ENAK banget. Penasaran lah gue sama tempat ini. Kan jarang-jarang ada restoran khusus ramen di Gading. Restoran Ramen buka setelah Niji Ramen, menurut gue, rasanya biasa banget. Nyobain Ramen di restoran yang bukan spesialis Ramen rasanya tuh lebih mengecewakan lagi(ini termasuk di restoran sushi sih menurut gue). Ya masa,ngakunya ramen,tapi mienya pake mie tek-tek dan kuahnya kayak indomie. Or, cuma mienya doang yang Jepang,tapi kuahnya sangat mengecewakan.
As much as I longed to visit that place, di bulan pertama tempat ini dibuka, sangat jelas bahwa gue enggak berjodoh sama Ikkousha. Gimana enggak? Either itu ditutup karena masih harus renovasi lagi, BANYAK banget yang ngantri, atau ditutup karena udah terlalu banyak yang ngantri, pokoknya semua faktor itu menghambat kunjungan gue ke Ikkousha. T___T
A couple of days ago, the universe was on my side. Awalnya, gue ngajakin si Cici nyobain Kyo-dai Ramen, restoran ramen yang juga baru buka di seberang MKG (habis Ikkoushanya rame mulu. Makanya gue berpikir untuk ngunjungin yang lain aja). Hei, pas lagi lewat Boulevard Raya, gue melihat Ikkousha tuh SEPI. Dan untuk melengkapi kebetulan itu, Kyodai Ramen yang mau kami coba ternyata masih TUTUP. Alhasil, gue dan Cici pun memutar balik dan menuju Ikkousha. fufufufu
Begitu masuk ke dalam, gue rada kaget karena disambut dengan begitu banyak pegawai yang berteriak dengan semangatnya. Ga inget-inget banget. Pokoknya salah satu yang diteriakin adalah "Semangat Semangkuk!"
Kalau dari segi interiornya sih emang kerasa kayak kedai-kedai ramen Jepang. Terus kayaknya, Sengaja menggunakan kursi stool supaya orang enggak nongkrong kalau udah selesai. Jadi,habis makan ya langsung pulang biar kasih kesempatan tamu lain yang mau makan di sana.
Pelayanannya pun menurut gue ya kayak yang sering gue baca di manga-manga. Bisa-bisanya satu meja yang untuk 6 orang didudukin orang asing. Cici dan gue sengaja milih meja kosong di pojokan. Terus beberapa menit kemudian,dua orang pasangan oma-opa yang baru datang dipersilahkan duduk oleh pelayannya di samping kita. Well, honestly, kami agak enggak sreg. Gue sih oke-oke aja kalau saat itu memang lagi crowded banget sampe ada orang-orang asing duduk semeja sama kita. However, kondisi restoran saat itu yang masih memiliki meja kosong,kayaknya mereka boleh duduk di meja yang kosong itu deh.. It's just my opinion sih.
Karena kami enggak laper-laper amat dan takut porsi ramennya gede banget, kami cuma memesan satu ramen dengan tambahan side dish.
Ramen yang kami pesan itu adalah Ramen ayam Tam- tam. Menurut gue sih enak dari segi daging,kuah, dan mienya. My favourite part adalah telur rebus setengah matang yang pas banget sama kuahnya. Haha. Karena lidah gue lidah orang Manado, I didn't find this ramen as hot as I thought it would be. So I should add another hot oil into it.
However, I also don't think it's that great. The best ramen I've ever tasted was from Niji Restaurant (yang enggak tahu sekarang udah pindah ke mana). Mungkin gue men-set ekspetasi gue terlalu tinggi ya karena mendengar begitu banyak rekomendasi orang. It has a great taste,but not as great as Niji Ramen. Menurut gue doang lho. Boleh dong tiap orang punya selera sendiri. :)
[caption id="attachment_1983" align="aligncenter" width="529" caption="Gyoza babi udang"][/caption]
Untuk side dishnya, Cici memilih gyoza babi-udang. Katanya Cici, "Kan ramennya udah ayam. Gyozanya harus babi biar seimbang." Hahahaha. Iya aja deh,ci.
Menurut Cici, gyozanya terlalu asin. Tapi menurut gue, gyozanya tuh enak. Bawang putihnya kerasa dan dagingnya gurih gimana gitu. Rasa gyoza ini mengingatkan gue dengan gyoza buatan Mama sahabat SMP gue:')
Overall, gue suka kok sama makanan di sini. Will I visit this place again? Of course I am (if not too crowded, of course). Gue penasaran dengan mie babi dan menu-menu yang lainnya. Soal rasa, emang belum bisa menandingi Niji,tapi hampir mendekatilah. Kalo soal harga, yah standar harga ramen pada umumnya dan worth it.
Lagian.. Ada Chef-niisan yang bisa dijadiin pemandangan seger. Seriously, penampilannya tuh bener-bener kayak karakter penerus kedai ramen yang gaul (Botak,dengan sebagian rambutnya dicat pirang) came into life. ahahahaa....
No comments:
Post a Comment