Tuesday, October 4, 2011

Joan Loves... Memborong 5 Metropop pas weekend kemarin : Morning Brew

It's book review time,minna-san.

Hari ini gue baru aja menyelesaikan novel Morning Brew dan A Verry Yuppy Wedding, 2 dari 5 buku yang gue borong di Gramedia MKG weekend kemaren.

Morning Brew


Morning Brew berpusat pada kehidupan Reney,yang terlepas dari gelar sarjana Psikologi-nya, memilih  bekerja di Morning Brew bersama teman-temannya, Ivana dan Danny.


 Reney punya pacar bernama Boy dan sudah pacaran hampir 8 tahun lamanya. Suatu hari, Boy mutusin Reney karena ia akan pindah ke London. Padahal terlepas dari nyebelinnya Boy di mata Ivana dan Danny,  Reney mencintai cowok itu dan selalu membela dia. *Feeling familiar for some of you? 




Tidak tega melihat Reney jadi vulnerable, Danny dan Ivana menyemangati Reney untuk move on dan jalan dengan cowok-cowok baru supaya bisa melupakan Boy.

My thoughts

It has an interesting storyline. Unlike a typical metropop which the main character got involved with one or two or three guys, Morning Brew membawa kita ngeliat perjalanan Reney yang involved dengan beberapa cowok (yang pastinya ga at the same time). Ada Roni, mantan temen sekantornya Boy. Ada Ari,temen dari temennya Ivana, the oh-so-eligible-bachelor. Ada Indi, pekerja di Bubble House. Ada juga Boy sendiri,yang masih suka secara enggak langsung muncul di kehidupan Reney.

Novel ini punya gaya bahasa yang enak untuk dibaca dan juga punya ending yang agak mengejutkan. Gue sendiri agak kaget dengan pilihan  Reney. Kita baru bener-bener tahu siapa 'the lucky guy' pas di akhir ceritanya.

Kayaknya  Morning Brew paling cocok dibaca kalau lagi di Starbucks atau semacamnya. Terkadang gue harus menahan air liur kalau si Reney udah mulai ngungkit kopi atau sup atau makanan lain yang ada di novel ini. Simply because gue emang orang yang gampang laper (Jangan heran kalau gue enggak kurus-kurus :p).

Novel ini juga kayaknya cocok buat orang-orang yang sedang menghadapi kasus patah hati,terutama yang  setelah bertahun-tahun pacaran. Reney ngajarin bahwa kita masih bisa melanjutkan hidup tanpa si cowok itu. Mungkin enggak selalu yang udah bertahun-tahun pacaran ternyata yang ditakdirkan buat kita pada akhirnya. We'll never know. And you can always count your little voice inside your heart to know what to do in your life

To sum up, novel ini emang enggak lucu-lucu banget and honestly, there's something missing in this novel yang membuat gue suka lompat-lompat bacanya, tapi ada pelajaran yang cukup bagus yang gue dapetin :
Cukup ingat saja bahwa jatuh cinta dan patah hati adalah rumus pasti dalam dunia percintaan. Namun jangan pernah patah semangat dan takut mendengarkan bisikan hati kecil karena dia takkan pernah menyesatkan perjalanan kita. Just enjoy the ride :D

Tunggu review buku yang lain dari gue ya... XD

No comments:

Post a Comment